KARAKTERISTIK DAN
STRUKTUR TELUR
Karakteristik
•
Kaya nutrisi: Telur sangat kaya
nutrisi karena mengandung hampir semua bahan nutrisi kecuali vitamin C. Telur
terutama mengandung protein kualitas tinggi, sehingga merupakan sumber makanan
yang sangat bermanfaat.
•
Agen pengemulsi: Kuning telur
mengandung lecithin yang merupakan agen pengemulsi yang baik. Lecithin menarik
partikel air dan minyak yang membentuk lapisan tipis di sekelilingnya sehingga
mencegah terjadinya percampuran air dam minyak. Contoh yang jelas adalah dalam
campuran mayonaise. Lecithin telur melingkupi butiran minyak, sehingga tidak
dapat bergabung satu dengan lainnya.
•
- Kemampuan membentuk busa. Busa terbentuk ketika
gelembung air terjebak dan dikelilingi protein telur. Ketika putih telur
dikocok terbentuk busa yang stabil dari gelembung udara yang dikelilingi
protein putih telur. Protein putih telur bersifat elastik sehingga
memungkinkan udara mengembang tanpa merusak struktur busa. Karakteristik
tersebut sangat luas dimanfaatkan dalam pembuatan masakan seperti pada
soufflé, meringues, ataupun campuran kue bolu atau kue spons, karena dapat
menghasilkan tekstur makanan yang
lembut, empuk, dan menggelembung.
•
Koagulasi. Koagulasi adalah
perubahan fisio kimia yang etrjadi ketika protein berubah bentuk dari cair
menjadi setengah padat atau padat. Koagulasi terjadi disebabkan oleh panas,
garam, asam, basa, dan pengocokan. Putih telur terkoagulasi pada suhu 60°C, kuning telur pada suhu 65°C dan keseluruhan
telur pada suhu 63 - 65°C. Suhu koagulasi
yang berbeda tersebut disebabkan oleh struktur yang berbeda pada bagian telur
tersebut. Kemampuan koagulasi tersebut menjadi dasar dalam pengolahan makanan
seperti pembuatan kue. Contoh lain adalah ketika bahan pangan dicelup dalam
telur sebelum digoreng dalam minyak, maka telur akan membentuk lapisan yang
menyelimuti bahan pangan tersebut sehingga minyak tidak terserap ke dalam bahan
makanan.
Struktur Telur
Karakteristik
|
Ukuran
|
Berat
|
58
gram (35 – 77 gr)
|
Volume
|
53
cm3
|
Specific gravity
|
1,09
|
Panjang
|
5,7
cm
|
lebar
|
4,2
cm
|
Keliling bag memanjang
|
15,7
cm
|
Keliling bagian yang pendek
|
13,5
cm
|
Surface Area
|
68cm2
|
Bentuk
|
oval
|
Komponen cangkang
|
10,5
%
|
Kuning telur (yolk)
|
31%
|
Putih telur
|
58,5%
|
Bagian yang dapat dimakan
|
89,5%
|
![]() |
Cangkang
• Perlindungan pertama atas masuknya bakteri
• Warna putih sampai kecoklatan, dengan kandungan nutrisi yang
sama
• Terdiri terutama dari calcium carbonat
• Kurang lebih 8,000 sampai 10,000 pori kecil
memungkinkan uap dan gas melaluinya ( gas masuk:O2 ,
gas keluar CO2)
Membran cangkang
• Terdapat dua membran di bagian dalam dari cangkang telur,
satu melekat pada cangkang dan satu lapis mengelilingi putih telur (albumen)
• Merupakan lapis kedua untuk bertahan terhadap bakteri
• Terdiri dari lapisan tipis serat protein
GERMINAL DISC
• Berbentuk cekungan di permulaan kuning telur (yolk )
• Merupakan jalan masuk fertilisasi telur
Putih telur (ALBUMEN)
• Ada dua lapisan, tebal dan tipis
• Terutama terdiri dari air, protein kualitas tinggi, dan
beberapa mineral.
• Merupakan 2/3 dari berat
telur tanpa cangkang
• Jika telur dipechkan albumen tebl tetap mengelilingi kuning
telur
CHALAZA
• Sepasang benang spiral yang menjaga agar kuning telur tetap
pada tempatnya yaitu di tengah putih telur
• Makin segar telur, makin jelas chalaza
• Jiak telur direbus, chalaza tidak terlihat lagi
MEMBRAN KUNING TELUR (VITELLINE
MEMBRANE)
• Mengelilingi dan melekat pada kuning telur
• Makin segar telur makin kuat membran
KUNING TELUR (YOLK )
• Mengandung berbagai sumber vitamin dan mineral, termasul
protein dan asam lemak
• Merupakan 1/3 berat telur
tanpa cangkang
• Warna bervariasi dari kuning muda sampai orange tua
tergantung makanan induk ayam
GELEMBUNG UDARA
• Terdapat di bagian ujung yang lebar yang mendingin setelah
telur keluar dari tubuh induk
• Makin segar telur, makin kecil gelembung udara
Mengapa Telur yang Lonjong Lebih Kuat?
TEMPO.CO, Oxford -
Kebanyakan orang menyatakan bahwa memecah telur di bagian sisinya jauh lebih
mudah ketimbang di ujungnya. Orang awam sejak lama telah mengetahui hal ini.
Namun, mengapa bisa demikian? Para ilmuwan baru saja mengungkap alasannya.
Penelitian terbaru ini membantu para pakar rekayasa biologi untuk lebih memahami struktur biologis sel-sel berbentuk lonjong seperti telur ayam. Respons sel-sel berbentuk lonjong terhadap pengobatan juga dipelajari.
Dua tim peneliti yang berbeda, bekerja secara independen, mengembangkan cara untuk mengetahui seberapa kuat sel berbentuk lonjong seperti telur serta terbuat dari apa sel tersebut. Penelitian mereka akan diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters edisi mendatang.
Objek berbentuk lonjong atau oval--kerap disebut ovoid--banyak dijumpai di alam. Telur ayam, organel sel, dan kulit luar dari sejumlah virus memiliki bentuk lonjong. Bagian terkuat dari objek lonjong adalah pada ujungnya. Semakin kecil sudutnya, semakin kuat dan kaku bagian ujung tersebut.
"Di masa lalu, para peneliti yang mempelajari struktur ovoid harus membandingkan dengan bentuk lain melalui persamaan tertentu," kata Dominic Vella, seorang matematikawan di University of Oxford, Inggris, yang terlibat dalam penelitian, Rabu, 5 September 2012.
Arnaud Lazarus, seorang insinyur dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang tergabung dalam tim kedua, mengatakan penelitian yang mengungkapkan misteri di balik bentuk lonjong harus dilakukan tanpa membongkar suatu objek.
"Formulanya adalah ketika kita memberikan tekanan pada cangkang luar sel, dan sel itu berubah bentuk, maka ketebalannya dapat diperkirakan," katanya.
Sebaliknya, kata Lazarus, tekanan internal sel dapat diketahui lewat data ketebalan dan sifat material cangkang luarnya. Hal ini penting ketika mengembangkan pengobatan baru. Sebab, jika tekanan internal sel cukup besar, mungkin sulit bagi obat baru untuk meresap ke dalam sel. "Sel bisa lebih rentan dan dapat meledak," ujarnya.
Pedro Reis, seorang insinyur mekanik di MIT yang bekerja dengan Lazarus, menyatakan penelitian ini dapat diperluas ke berbagai aplikasi selain biomekanik. "Rumus kami dapat untuk menghitung adanya retakan mikro dalam sebuah sel secara akurat," ujarnya.
Kedua tim penelitian juga mengambil pendekatan grafis untuk menguji teori mereka. Tim Lazarus menggunakan printer 3 dimensi dan membuat cetakan berbahan gips silikon dari empat bentuk telur yang berbeda kelonjongannya. Mereka lalu menekan ujung cetakan dan mengukur kekuatan masing-masing "telur" mendorong kembali.
"Percobaan diulang beberapa kali dengan cetakan, kepadatan, dan bentuk telur yang berbeda untuk mengetahui bagaimana bentuk telur mempengaruhi kekuatannya," ujar Lazarus.
Sementara itu, tim Vella menggunakan model komputer untuk membuat telur berbagai bentuk. Mereka menciptakan sebuah model cangkang telur ideal dan menjalankan simulasi untuk mengetahui bahan cangkang dan besar tekanan internal.
Lalu, bagaimana Lazarus dan rekan-rekannya melihat bentuk lonjong telur ayam? Kendati lonjong sempurna dan tampak mulus, Reis mengatakan, telur ayam memiliki banyak ketidaksempurnaan kecil di sepanjang permukaan cangkang, terutama pada sisinya. "Bagian ini rentan retak di titik terlemahnya," kata dia.
Penelitian terbaru ini membantu para pakar rekayasa biologi untuk lebih memahami struktur biologis sel-sel berbentuk lonjong seperti telur ayam. Respons sel-sel berbentuk lonjong terhadap pengobatan juga dipelajari.
Dua tim peneliti yang berbeda, bekerja secara independen, mengembangkan cara untuk mengetahui seberapa kuat sel berbentuk lonjong seperti telur serta terbuat dari apa sel tersebut. Penelitian mereka akan diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters edisi mendatang.
Objek berbentuk lonjong atau oval--kerap disebut ovoid--banyak dijumpai di alam. Telur ayam, organel sel, dan kulit luar dari sejumlah virus memiliki bentuk lonjong. Bagian terkuat dari objek lonjong adalah pada ujungnya. Semakin kecil sudutnya, semakin kuat dan kaku bagian ujung tersebut.
"Di masa lalu, para peneliti yang mempelajari struktur ovoid harus membandingkan dengan bentuk lain melalui persamaan tertentu," kata Dominic Vella, seorang matematikawan di University of Oxford, Inggris, yang terlibat dalam penelitian, Rabu, 5 September 2012.
Arnaud Lazarus, seorang insinyur dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang tergabung dalam tim kedua, mengatakan penelitian yang mengungkapkan misteri di balik bentuk lonjong harus dilakukan tanpa membongkar suatu objek.
"Formulanya adalah ketika kita memberikan tekanan pada cangkang luar sel, dan sel itu berubah bentuk, maka ketebalannya dapat diperkirakan," katanya.
Sebaliknya, kata Lazarus, tekanan internal sel dapat diketahui lewat data ketebalan dan sifat material cangkang luarnya. Hal ini penting ketika mengembangkan pengobatan baru. Sebab, jika tekanan internal sel cukup besar, mungkin sulit bagi obat baru untuk meresap ke dalam sel. "Sel bisa lebih rentan dan dapat meledak," ujarnya.
Pedro Reis, seorang insinyur mekanik di MIT yang bekerja dengan Lazarus, menyatakan penelitian ini dapat diperluas ke berbagai aplikasi selain biomekanik. "Rumus kami dapat untuk menghitung adanya retakan mikro dalam sebuah sel secara akurat," ujarnya.
Kedua tim penelitian juga mengambil pendekatan grafis untuk menguji teori mereka. Tim Lazarus menggunakan printer 3 dimensi dan membuat cetakan berbahan gips silikon dari empat bentuk telur yang berbeda kelonjongannya. Mereka lalu menekan ujung cetakan dan mengukur kekuatan masing-masing "telur" mendorong kembali.
"Percobaan diulang beberapa kali dengan cetakan, kepadatan, dan bentuk telur yang berbeda untuk mengetahui bagaimana bentuk telur mempengaruhi kekuatannya," ujar Lazarus.
Sementara itu, tim Vella menggunakan model komputer untuk membuat telur berbagai bentuk. Mereka menciptakan sebuah model cangkang telur ideal dan menjalankan simulasi untuk mengetahui bahan cangkang dan besar tekanan internal.
Lalu, bagaimana Lazarus dan rekan-rekannya melihat bentuk lonjong telur ayam? Kendati lonjong sempurna dan tampak mulus, Reis mengatakan, telur ayam memiliki banyak ketidaksempurnaan kecil di sepanjang permukaan cangkang, terutama pada sisinya. "Bagian ini rentan retak di titik terlemahnya," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar